Thursday, October 8, 2009
Blog ini dah berpindah
Entri yang selepas daripada saat ini akan di posting kan kat sana.
Sayang nak delete entri dalam blog ni pasal abg hamka jadi pengkomen pertama =)
Harap maklum.
Tuesday, October 6, 2009
PERINGATAN BUAT KAUM HAWA
Bacalah dengan hati dan minda yang terbuka, selagi tidak melampaui batas agama.
Sangat bahaya kalau seorang perempuan ‘upload’kan gambarnya kat internet. Ada manusia yang eksploitasikan gambar-gambar tersebut.
Ada yang gunakan untuk menyamar.
Ada yang edit gambar tu.
Dan lain-lain yang mungkin di luar pemikiran kita.
Mungkin bagi kita ianya satu perkara yang biasa dan selamat tapi dengan keadaan hari ini, macam-macam boleh berlaku.
Simpanlah gambar anda tu elok-elok. Memang diakui anda memang cantik dan jelita. Tapi terpulanglah sama ada tetap nak ‘upload’kannya atau sebaliknya.
Bukan saya berfikiran kolot dan menolak apa yang sedang berlaku di sekeliling kita. Hargai kecantikan dan kelebihan yang dianugerahkan oleh Allah SWT. Jaga elok-elok.
Jangan biarkan diri kita terlalu umum untuk dilihat oleh lelaki-lelaki lain.
Kerana dirimu begitu berharga.
Respon terhadap entri blog keretamayat.blogspot.com bertarikh 5 Oktober 2010
Seorang Sahabat Berjaga di jalan Allah
Abu Athiyah r.a. meriwayatkan: Suatu ketika Rasulullah saw. datang, lalu beliau diberi tahu mengenai seseorang yang telah meninggal. Maka Nabi saw. bertanya, “Apakah kamu pernah melihat dia melakukan suatu amal kebaikan?”
Ada seseorang menjawab, “Ya, pada suatu malam saya pernah berjaga malam bersamanya.”
Kemudian Rasulullah saw. berdiri untuk menyalati jenazah orang itu bersama para sahabat. Setelah jenazah itu dimasukkan ke liang kubur, maka beliau pun menaburkan tanah ke atas kuburnya dengan tangan beliau sendiri. Kemudian Rasulullah saw. berkata, “Sebagian kawan-kawanku menyangka bahwa kamu termasuk penghuni neraka, tetapi aku bersaksi bahwa kamu termasuk penghuni Jannah.”
Kemudian Rasulullah saw. berkata kepada Umar bin Khaththab, “Janganlah kamu tanya seseorang itu tentang amal-amalnya, tetapi tanyalah tentang fitrahnya.”
(Hr. Thabrani – Al Haitsami dalam kitabnya jilid V halaman 288)
Abu Athiyah r.a. meriwayatkan: Pada zaman Rasulullah saw. ada seseorang yang meninggal dunia, maka ada beberapa orang sahabat yang berkata, “Ya Rasulullah! Janganlah engkau menyalati jenazahnya?”
Nabi saw. bertanya, “Adakah di antara kalian yang pernah melihat dia melakukan amal kebaikan?” – Kisah selanjutnya seperti disebutkan pada hadits yang telah lalu.”
(Hr. Ibnu Asakir dalam kitab Kanzul ‘Ummal jilid II halaman 29)
Ibnu ‘Aidz r.a. berkata: Suatu ketika Rasulullah saw. keluar untuk menyalati jenazah seseorang ketika jenazah itu diletakkan, maka Umar bin Khaththab r.a. berkata, “Ya Rasulullah! Janganlah engkau menyalati jenazah itu, karena dia seorang yang jahat.”
Rasulullah saw. menghadap orang-orang seraya berkata, “Adakah di antara kalian yang pernah melihat orang ini melakukan amal kebaikan?” – Hadits selanjutnya seperti dalam kisah yang telah lalu.
(Hr. Baihaqi dalam kitab Misykat halaman 328)
Kisah Quzman
Ashim bin Umar bin Qatadah r.a. mengatakan: Di antara kami ada seorang lelaki yang asing (tidak diketahui nasabnya) dan tidak ada seorang pun yang tahu siapakah dia? Orang-orang memanggilnya dengan nama Quzman.
Setiap kali namanya disebutkan, maka Rasulullah saw. bersabda, “Dia termasuk penghuni neraka.” Padahal waktu perang Uhud, dia berperang sangat gigih, dan seorang diri dia dapat membunuh 7 sampai 8 orang musyrik, dan dia juga seorang pejuang yang sangat tangguh.
Tetapi ketika dia terluka parah, maka dia diangkut ke perkampungan Banu Zhafar. Banyak di antara kaum muslimin yang berkata padanya, “Demi Allah! Sungguh pada hari ini engkau berperang dengan gigih sekali hingga engkau terluka parah. Kabar gembira bagimu, wahai Quzman!”
Quzman menjawab, “Demi Allah! Sebenarnya aku berperang hanya untuk membela kehormatan para leluhur kaumku. Seandainya bukan karena itu, maka aku tidak akan berperang.”
Ketika lukanya semakin parah, maka ia mengeluarkan sebuah anak panah dari tempat penyimpanannya, lalu dia bunuh diri dengannya.
(Hr. Ibnu Ishaq dalam kitab al Bidayah jilid IV halaman 36)